iklan tiec

 photo ec_zpsf0cetkly.gif

Jumat, 19 Juni 2015

Siapa Angeline?

Beberapa hari lalu, seorang gadis cilik bernama Angeline berusia 8 tahun, ditemukan terkubur di belakang rumahnya.Mayat Angeline yang meninggal secara tidak wajar membuat banyak pihak menghujat pelaku pembunuhan. Bagaimana tidak, Angeline yang dikabarkan hilang sejak 3 minggu lalu,kini ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.
Dugaan kematian tidak wajar pun berhembus. Karna ternyata Angeline meningga lsejak 3 minggu lalu, dan dikubur di belakang rumahnya.Dari hasil autopsy juga di temukan luka lebam akibat hantaman benda tumpul. Selain itu ada bekas jeratan tali di leher Angeline. Penyelidikan polisi membuktikan bahwa Angeline dibunuh oleh pembantu ibu angkatnya. Namun, kasus pembunuhan ini tidak berhenti sampai disini. Hingga motif pelaku belum diketahui, kasus ini masih akan terus bergulir.
Kisah kematian Angeline, hanya sebagian kecil dari kisah kekerasan pada anak yang terlihat dipermukaan. Ibarat fenomena gunung es, masih banyak kasus-kasus lain yang sebenarnya tidak tersentuh. Masa kanak-kanak  yang  seharusnya jadi masa paling bahagia, malah terenggut keegoisan orang dewasa. Hanya karena motif tertentu, hingga nyawa saja sudah tidak berharga.
Kasus Angeline ini menjadi trending topik di sosial media. Berbagai bentuk statement ditulis sebagai bentuk kepedulian atas kematian Angeline. Mulai dari ungkapan perhatian, ungkapan bijak bahkan hujatan buat sipembunuh.  Lalu dimana ungkapan perhatian itu, ketika Angeline kesekolah dengan pakaian yang lusuh, bau dan acak-acakan? Kemana rasa peduli ketika mereka mengetahui bahwa seorang Angeline, anak berusia 8 tahun harus mengurusi puluhan ekor Ayam.
Data dari  KPAI mengungkapkan dalam setiap tahunnya telah terjadi 3.700-an atau sebanyak 13-15 kasus kekerasan terhadap anak dalam setiap harinya.Kekerasan ini meliputi kekerasan seksual, kekerasan fisik, perdagangan manusia, narkoba, anak-anak jalanan dan lainnya. Data ini semakin meningkat baik secara kuantitas maupun kualitas.Kualitas dalam arti modus, bentuk dan jenis kekerasan terus berkembang.  
Tragisnya lagi, kekerasan ini justru terjadi  di lingkungan keluarga. Lingkungan yang seharusnya menjadi tempat berlindung dan berpulang. Tanpa kita sadari, bahwa sebenarnya banyak Angeline lain  di sekitar kita. (HT)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar