Beberapa hari lalu,
seorang gadis cilik bernama Angeline berusia 8 tahun, ditemukan terkubur di
belakang rumahnya.Mayat Angeline yang meninggal secara tidak wajar membuat banyak
pihak menghujat pelaku pembunuhan. Bagaimana tidak, Angeline yang dikabarkan hilang
sejak 3 minggu lalu,kini ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.
Dugaan
kematian tidak wajar pun berhembus. Karna ternyata Angeline meningga lsejak 3
minggu lalu, dan dikubur di belakang rumahnya.Dari hasil autopsy juga di temukan
luka lebam akibat hantaman benda tumpul. Selain itu ada bekas jeratan tali di
leher Angeline. Penyelidikan polisi membuktikan bahwa Angeline dibunuh oleh pembantu
ibu angkatnya. Namun, kasus pembunuhan ini tidak berhenti sampai disini. Hingga
motif pelaku belum diketahui, kasus ini masih akan terus bergulir.
Kisah
kematian Angeline, hanya sebagian kecil dari kisah kekerasan pada anak yang
terlihat dipermukaan. Ibarat fenomena gunung es, masih banyak kasus-kasus lain
yang sebenarnya tidak tersentuh. Masa kanak-kanak yang seharusnya jadi masa paling bahagia, malah terenggut
keegoisan orang dewasa. Hanya karena motif tertentu, hingga nyawa saja sudah tidak
berharga.
Kasus
Angeline ini menjadi trending topik di sosial media. Berbagai bentuk statement ditulis sebagai bentuk kepedulian atas kematian Angeline. Mulai dari ungkapan perhatian,
ungkapan bijak bahkan hujatan buat sipembunuh.
Lalu dimana ungkapan perhatian itu, ketika Angeline kesekolah dengan pakaian
yang lusuh, bau dan acak-acakan? Kemana rasa peduli ketika mereka mengetahui bahwa
seorang Angeline, anak berusia 8 tahun harus mengurusi puluhan ekor Ayam.
Data
dari KPAI mengungkapkan dalam setiap tahunnya
telah terjadi 3.700-an atau sebanyak 13-15 kasus kekerasan terhadap anak dalam setiap
harinya.Kekerasan ini meliputi kekerasan seksual, kekerasan fisik, perdagangan manusia,
narkoba, anak-anak jalanan dan lainnya. Data ini semakin meningkat baik secara kuantitas
maupun kualitas.Kualitas dalam arti modus, bentuk dan jenis kekerasan terus berkembang.
Tragisnya
lagi, kekerasan ini justru terjadi di
lingkungan keluarga. Lingkungan yang
seharusnya menjadi tempat berlindung dan berpulang. Tanpa
kita sadari, bahwa sebenarnya banyak Angeline lain di sekitar kita. (HT)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar