iklan tiec

 photo ec_zpsf0cetkly.gif

Senin, 15 Juni 2015

PAHLAWAN YANG TERLUPAKAN


Sosok pria yang berpenampilan sangat sederhana, wajahnya selalu terlihat di area Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Tamalatea Makassar, beliau adalah Awaluddin yang biasa disapa pak Awal oleh para penghuni kampus, lahir di Makassar tepatnya pada tanggal 12 Desember 1980 suami dari Salmawati dan ayah dari dua orang anaknya. Menghabiskan masa kecilnya dengan bersekolah di SD Paccerakkang Daya dan melanjutkan ke SMP 14 Makassar, dilihat dari riwayat pendidikan beliau bukan termasuk orang yang beruntung karena hanya mengecam pendidikan sampai pada tingkat SMP semata, hal ini disebabkan karena biaya sekolah tidak mampu ditanggung oleh orangtuanya, namun semangat untuk terus belajar tidak serta merta membuatnya putus asa, dengan keterampilan yang dimilikinya membuat beliau bekerja sebagai kuli bangunan disalah satu perusahaan ternama di Makassar, setelah beberapa tahun menjalani pekerjaan sebagai kuli bangunan beliau beralih profesi menjadi tukang ojek, dimana dalam prinsip hidupnya “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain, dan mengerjakan hal apapun harus dibarengi dengan ketulusan hati demi membahagiakan keluarga tercinta.”
Menjalani profesi sebagai tukang ojek membuatnya banyak dikenal oleh berbagai kalangan, sifatnya yang ramah dan sopan menandakan ketulusan hatinya, hingga pada suatu ketika dia bertemu dengan salah satu keluarga dari pihak Yayasan Pendidikan Tamalatea dan beliau diamanahkan untuk menjadi petugas kebersihan di kampus STIK Tamalatea, tepatnya pada tahun 2000 beliau menjadi petugas kebersihan hingga saat ini dan hanya dilakukan seorang diri tanpa rekan kerja.
Namun profesi beliau sebagai petugas kebersihan kampus adalah salah satu profesi penting yang sering sekali di abaikan. Profesi yang sering dipandang sebelah mata ini, sebenarnya sangat berperan penting dalam siklus hidup sebuah kampus. Dilihat dari beliau bekerja hampir tanpa kenal waktu, di saat pagi buta dengan udara dingin yang menusuk kulit beliau mulai berjibaku dengan sampah-sampah yang berserakan di hampir setiap sudut kampus, siang hari saat matahari dengan teriknya yang menyengat ini berinteraksi kembali dengan sampah yang sudah berserakan lagi di area kampus, saat malam tiba sekali lagi beliau kembali bersiaga dengan sapu dan karung-karung yang dibawa untuk menampung sampah yang selalu ada hampir di setiap sudut kampus walaupun sudah begitu banyak tempat sampah yang disediakan pihak kampus namun kesadaran mahasiswa masih kurang, tanggung jawab yang sangat besar dan kerja keras sebagai petugas kebersihan kampus sangat dia nikmati dengan sepenuh hati.

Maka dari itu sosok seorang pahlawan melekat pada dirinya meskipun kadang terlupakan karena masih banyaknya pihak-pihak yang tidak memahami tugas dan tanggung jawabnya yang begitu besar sebagai petugas kebersihan kampus. Berkat semangat dan kerja kerasnya yang tak pernah pudar membuatnya diakui oleh pihak kampus sebagai petugas terbaik yang di deklarasikan di acara wisuda strata satu dan pascasarjana di Manunggal beberapa hari yang lalu, senyuman yang seolah menandakan kebahagiaan hatinya karena pahlawan yang dulunya terlupakan kini menjadi seorang yang dikenal oleh berbagai kalangan khususnya di kalangan STIK Tamalatea Makassar, Harapan beliau sembari mengakhiri wawancara yakni “Dalam suatu pekerjaan dibutuhkan kerjasama yang baik antara petugas kebersihan dengan pihak kampus maupun mahasiswa agar terbentuk suatu tatanan kebersihan yang mencerminkan kampus kesehatan.” (A.H.M)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar