Sosok pria yang berpenampilan sangat
sederhana, wajahnya selalu terlihat di area Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK)
Tamalatea Makassar, beliau adalah Awaluddin yang biasa disapa pak Awal oleh
para penghuni kampus, lahir di Makassar tepatnya pada tanggal 12 Desember 1980
suami dari Salmawati dan ayah dari dua orang anaknya. Menghabiskan masa
kecilnya dengan bersekolah di SD Paccerakkang Daya dan melanjutkan ke SMP 14
Makassar, dilihat dari riwayat pendidikan beliau bukan termasuk orang yang
beruntung karena hanya mengecam pendidikan sampai pada tingkat SMP semata, hal
ini disebabkan karena biaya sekolah tidak mampu ditanggung oleh orangtuanya,
namun semangat untuk terus belajar tidak serta merta membuatnya putus asa,
dengan keterampilan yang dimilikinya membuat beliau bekerja sebagai kuli
bangunan disalah satu perusahaan ternama di Makassar, setelah beberapa tahun
menjalani pekerjaan sebagai kuli bangunan beliau beralih profesi menjadi tukang
ojek, dimana dalam prinsip hidupnya “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat
bagi orang lain, dan mengerjakan hal apapun harus dibarengi dengan ketulusan
hati demi membahagiakan keluarga tercinta.”
Menjalani profesi sebagai tukang ojek
membuatnya banyak dikenal oleh berbagai kalangan, sifatnya yang ramah dan sopan
menandakan ketulusan hatinya, hingga pada suatu ketika dia bertemu dengan salah
satu keluarga dari pihak Yayasan Pendidikan Tamalatea dan beliau diamanahkan
untuk menjadi petugas kebersihan di kampus STIK Tamalatea, tepatnya pada tahun
2000 beliau menjadi petugas kebersihan hingga saat ini dan hanya dilakukan
seorang diri tanpa rekan kerja.
Namun profesi beliau sebagai petugas
kebersihan kampus adalah salah satu profesi penting yang sering sekali di
abaikan. Profesi yang sering dipandang sebelah mata ini, sebenarnya sangat
berperan penting dalam siklus hidup sebuah kampus. Dilihat dari beliau bekerja
hampir tanpa kenal waktu, di saat pagi buta dengan udara dingin yang menusuk
kulit beliau mulai berjibaku dengan sampah-sampah yang berserakan di hampir
setiap sudut kampus, siang hari saat matahari dengan teriknya yang menyengat
ini berinteraksi kembali dengan sampah yang sudah berserakan lagi di area
kampus, saat malam tiba sekali lagi beliau kembali bersiaga dengan sapu dan
karung-karung yang dibawa untuk menampung sampah yang selalu ada hampir di
setiap sudut kampus walaupun sudah begitu banyak tempat sampah yang disediakan
pihak kampus namun kesadaran mahasiswa masih kurang, tanggung jawab yang sangat
besar dan kerja keras sebagai petugas kebersihan kampus sangat dia nikmati dengan
sepenuh hati.
Maka dari itu sosok seorang pahlawan melekat
pada dirinya meskipun kadang terlupakan karena masih banyaknya pihak-pihak yang
tidak memahami tugas dan tanggung jawabnya yang begitu besar sebagai petugas
kebersihan kampus. Berkat semangat dan kerja kerasnya yang tak pernah pudar
membuatnya diakui oleh pihak kampus sebagai petugas terbaik yang di
deklarasikan di acara wisuda strata satu dan pascasarjana di Manunggal beberapa
hari yang lalu, senyuman yang seolah menandakan kebahagiaan hatinya karena
pahlawan yang dulunya terlupakan kini menjadi seorang yang dikenal oleh
berbagai kalangan khususnya di kalangan STIK Tamalatea Makassar, Harapan beliau
sembari mengakhiri wawancara yakni “Dalam suatu pekerjaan dibutuhkan kerjasama
yang baik antara petugas kebersihan dengan pihak kampus maupun mahasiswa agar
terbentuk suatu tatanan kebersihan yang mencerminkan kampus kesehatan.” (A.H.M)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar