iklan tiec

 photo ec_zpsf0cetkly.gif

Kamis, 25 Juni 2015

Kemanakah Minat Mahasiswa Berorganisasi?

                        
Oleh : Nur Fadhillah
        Seorang mahasiswa harusnya memiliki pengetahuan yang luas untuk bisa mengkritisi berbagai hal yang terjadi dimasyarakat. Minat baca yang tinggi, rasa ingin tahu, kebiasaan untuk melakukan refleksi kritis terhadap fenomena yang terjadi dimasyarakat amatlah dianjurkan dan menjadi menu harian para mahasiswa.Namun ironinya, sebagian mahasiswa telah asing dari buku-buku, lemahnya minat baca, kurangngnya minat belajar, serta rendahnya minat organisasi saat ini menjadi ciri mahasiswa pada umumnya.
         Kurangnya minat mahasiswa berorganisasi adalah kurangnya pemahaman akan fungsi dan manfaat positif dan bentuk organisasi itu sendiri yang mereka lihat hanyalah organisasi-organisasi yang tak sesuai dengan kemampuannya dan mereka takut akan tanggung jawab atau beban kerja saat mereka telah masuk di dunia organisasi.Masih banyak mindset negatif tentang organisasi. Mahasiswa beranggapan organisasi akan mengganggu kuliah.Alasan lain ada juga orang tua yang melarang anaknya untuk berorganisasi serta banyaknya tugas kuliah yang menyebabkan tidak adanya waktu untuk berorganisasi dan anggapan yang paling aneh organisasi membuat masa kuliah menjadi lama.Dari sekian banyak alasan ada faktor lain yakni makin banyaknya berbagai bisnis hiburan sehingga minat sebagian mahasiswa teralihkan kepada hal-hal yang berbau hiburan semata.
        Berorganisai banyak memberikan nilai positif dan pengalaman baru yang tidak kita dapat di bangku kuliah.Kedewasaan berfikir akan tumbuh seiring aktifnya berorganisasi di kampus.Jangan jadikan organisai sebagai penghambat teman-teman untuk kuliah,tetapi jadikan organisasi sebagai penyemangat untuk kegiatan kuliah.Berorganisasi hanyalah sebuah jalan,semua tergantung seberapa keras usaha yang dilakukan masing-masing.
         Dengan demikian,diharapkan peran aktif mahasiswa untuk berorganisasi baik di dalam maupun di luar kampus lebih ditingkatkan lagi karena dapat mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi, bekerja sama, dan mengambil keputusan melalui pemecahan masalah untuk mencapai tujuan bersama yang lebih baik lagi.Upaya untuk menumbuhkan minat organisai mahasiswa harus menjadi perhatian orang tua, mahasiswa serta otoritas kampus.Kehidupan mahasiswa yang hanya kuliah, pulang, tidur sebaiknya dihilangkan ada banyak pengalaman dan ilmu pengetahuan yang menanti saat teman-teman berorganisasi.Hidup Mahasiswa!!!




Selasa, 23 Juni 2015

Meningkatkan Solidaritas dan Inovasi Baru Menuju Persma Sejati

Oleh : Nurbaity


Organisasi merupakan suatu wadah atau tempat berkumpulnya dua orang lebih saling bekerjasama untuk meraih satu tujuan yang sama. Mahasiswa organisatoris adalah seseorang yang bukan hanya mengikuti akademi di bangku perkuliahan melainkan ia juga mengabdikan sebagian waktu dan fikirannya di organisasi ataupun komunitas yang resmi baik itu internal maupun eksternal kampus.

Sedangkan kegiatan pers mahasiswa atau seringkali disingkat menjadi persma ini merupakan wadah atau organisasi mahasiswa yang kreatif dan dapat menampung atau menyebarluaskan aspirasi seluruh elemen yang terkait masyarakat didalamnya dan bebas tanpa ada batas, bukan berarti tanpa aturan.

Meningkatkan solidaritas dan inovasi baru menuju persma sejati merupakan sebuah tema yang indah bila dimaknai. Meningkatkan artinya melakukan yg sudah ada tetapi lebih ditingkatkan kembali, solidaritas artinya kebersamaan, kekompakan dan kerjasama yang baik, dan inovasi , penemuan yang baru dengan ditambah penegasan diakhir kata inovasi menjadi inovasi baru maknanya mengolah sesuatu yang ada menjadi hal baru sedangkan menuju persma sejati maknanya mengembalikan persma yang sesungguhnya yang berjuang dengan tulisan melalui pena.

Harapannya dengan dikukuhkannya teman-teman pengurus dapat lebih menjalin hubungan solidaritas kekeluargaan dan terus berinovasi melahirkan karya emasnya dan mengembalikan kejayaan persma ditanah air ini.

Persoalan pada pengurus lalu sempat memiliki hubungan kurang erat antar anggota sekiranya jangan dijadikan contoh tetapi dapat menjadi lebih baik kedepannya. Setiap masa pasti memiliki masalah yang akan datang tetapi bagaimana teman-teman menemukan solusi yang cepat dan tepat menanganinya.

Tujuan mulia kita kemudian ialah mengembalikan kejayaan persma khususnya di tanah kelahiran kita kota makassar dan lebih khususnya lagi dalam kampus ungu yang tercinta.

Sejak tahun 2000 sudah 14 periode kepengurusan. selama 14 tahun Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Violet Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Tamalatea Makassar telah melahirkan puluhan generasi penerus. Selama itu pula telah mengawal pemberitaan dikampus. Jika diibaratkan sebagai seorang manusia ia telah menjadi remaja muda bukan waktu yang singkat hingga mencapai sekarang ini.

Sesuatu yang membedakan kita dari organisasi lain hari ini ialah karena adanya tulisan tangan kawan-kawan. Dilangit ada cahaya matahari yang bersinar sedangkan yang menyinari dibumi ada jurnalistik . hari tanpa matahari langit menjadi gelap dan bumi tanpa jurnalistik bumi tak akan terang.
Selama masih ada persma di dunia ini jangan berhenti mengibarkan panji-panji kebenaran dan terus mengawal isu- isu ditanah air kita.   

Salam perjuangan ! 

Sabtu, 20 Juni 2015

( )

Kunikmati segala kelebihanmu
Ku syukuri segala kekurangan mu
Beribu pesan terlontar
Berpuluh – puluh amarah terluapkan
Galau tangis sedih selalu datang
Namun tawa bahagia datang menghapusnya
Kata terimakasih tak akan cukup
Untuk segala ilmu dan dinamika
 Yang telah ku kecap
Di wadah ini tempat ku lahir
Dan akan mati pun disini
Takkan pudar warna mu
Walau waktu berjalan perlahan
Jayalah sepanjang masa violet ku
Kata maaf tak lupa ku lontarkan

Karena belum bisa memberikan yang terbaik 

(Ann) 

Era Baru Untuk STIK Tamalatea

Makassar, Violet- Saat ini Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Tamalatea Makassar sudah banyak mengalami perubahan walaupun masih ada yang perlu di tingkatkan. Menanggapi pernyataan tersebut, salah satu Mahasiswa yang akrab disapa Indra ini bahwa “Sudah ada perubahan walaupun cuman sampulnya. Saya berharap ada perubahan lanjutan, mulai dari tenaga pengajar, tenaga kerja yang tidak berkualitas bisa diganti. Penempatan ketua, Pembantu Ketua (Puket)  I, puket III harus sesuai basic bukan berdasarkan pendekatan dengan ketua yayasan,” ungkapnya, Rabu (10/6).
Pendapat yang tidak jauh berbeda datang dari dosen Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja (KLKK) yaitu Muhammad Hatta, , SKM,M.Kes. Menurutnya, Sekarang ini sistem sudah mulai berubah, maka secara otomatis semuanya akan berubah. Salah satunya yang di programkan akan ada perubahan kurikulum apalagi pimpinan sudah di ganti, ini merupakan era baru untuk STIK.
“Target kita tahun depan kalau 80% berarti kita sudah mulai berhasil. Tergantung kurikulumnya,”  ucapnya, Jum’at (12/6).

Beliau juga mengatakan bahwa kita harus merubah mainset dan paradigma kalau STIK mampu bersaing diluar sana, dan kita mau mengembalikan  bahwa STIK  adalah sekolah tinggi kesehatan masyarakat pertama di Indonesia timur yang memilki akreditas yang setara dengan universitas negeri. (HAS)

Jumat, 19 Juni 2015

Siapa Angeline?

Beberapa hari lalu, seorang gadis cilik bernama Angeline berusia 8 tahun, ditemukan terkubur di belakang rumahnya.Mayat Angeline yang meninggal secara tidak wajar membuat banyak pihak menghujat pelaku pembunuhan. Bagaimana tidak, Angeline yang dikabarkan hilang sejak 3 minggu lalu,kini ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.
Dugaan kematian tidak wajar pun berhembus. Karna ternyata Angeline meningga lsejak 3 minggu lalu, dan dikubur di belakang rumahnya.Dari hasil autopsy juga di temukan luka lebam akibat hantaman benda tumpul. Selain itu ada bekas jeratan tali di leher Angeline. Penyelidikan polisi membuktikan bahwa Angeline dibunuh oleh pembantu ibu angkatnya. Namun, kasus pembunuhan ini tidak berhenti sampai disini. Hingga motif pelaku belum diketahui, kasus ini masih akan terus bergulir.
Kisah kematian Angeline, hanya sebagian kecil dari kisah kekerasan pada anak yang terlihat dipermukaan. Ibarat fenomena gunung es, masih banyak kasus-kasus lain yang sebenarnya tidak tersentuh. Masa kanak-kanak  yang  seharusnya jadi masa paling bahagia, malah terenggut keegoisan orang dewasa. Hanya karena motif tertentu, hingga nyawa saja sudah tidak berharga.
Kasus Angeline ini menjadi trending topik di sosial media. Berbagai bentuk statement ditulis sebagai bentuk kepedulian atas kematian Angeline. Mulai dari ungkapan perhatian, ungkapan bijak bahkan hujatan buat sipembunuh.  Lalu dimana ungkapan perhatian itu, ketika Angeline kesekolah dengan pakaian yang lusuh, bau dan acak-acakan? Kemana rasa peduli ketika mereka mengetahui bahwa seorang Angeline, anak berusia 8 tahun harus mengurusi puluhan ekor Ayam.
Data dari  KPAI mengungkapkan dalam setiap tahunnya telah terjadi 3.700-an atau sebanyak 13-15 kasus kekerasan terhadap anak dalam setiap harinya.Kekerasan ini meliputi kekerasan seksual, kekerasan fisik, perdagangan manusia, narkoba, anak-anak jalanan dan lainnya. Data ini semakin meningkat baik secara kuantitas maupun kualitas.Kualitas dalam arti modus, bentuk dan jenis kekerasan terus berkembang.  
Tragisnya lagi, kekerasan ini justru terjadi  di lingkungan keluarga. Lingkungan yang seharusnya menjadi tempat berlindung dan berpulang. Tanpa kita sadari, bahwa sebenarnya banyak Angeline lain  di sekitar kita. (HT)

Senin, 15 Juni 2015

PAHLAWAN YANG TERLUPAKAN


Sosok pria yang berpenampilan sangat sederhana, wajahnya selalu terlihat di area Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Tamalatea Makassar, beliau adalah Awaluddin yang biasa disapa pak Awal oleh para penghuni kampus, lahir di Makassar tepatnya pada tanggal 12 Desember 1980 suami dari Salmawati dan ayah dari dua orang anaknya. Menghabiskan masa kecilnya dengan bersekolah di SD Paccerakkang Daya dan melanjutkan ke SMP 14 Makassar, dilihat dari riwayat pendidikan beliau bukan termasuk orang yang beruntung karena hanya mengecam pendidikan sampai pada tingkat SMP semata, hal ini disebabkan karena biaya sekolah tidak mampu ditanggung oleh orangtuanya, namun semangat untuk terus belajar tidak serta merta membuatnya putus asa, dengan keterampilan yang dimilikinya membuat beliau bekerja sebagai kuli bangunan disalah satu perusahaan ternama di Makassar, setelah beberapa tahun menjalani pekerjaan sebagai kuli bangunan beliau beralih profesi menjadi tukang ojek, dimana dalam prinsip hidupnya “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain, dan mengerjakan hal apapun harus dibarengi dengan ketulusan hati demi membahagiakan keluarga tercinta.”
Menjalani profesi sebagai tukang ojek membuatnya banyak dikenal oleh berbagai kalangan, sifatnya yang ramah dan sopan menandakan ketulusan hatinya, hingga pada suatu ketika dia bertemu dengan salah satu keluarga dari pihak Yayasan Pendidikan Tamalatea dan beliau diamanahkan untuk menjadi petugas kebersihan di kampus STIK Tamalatea, tepatnya pada tahun 2000 beliau menjadi petugas kebersihan hingga saat ini dan hanya dilakukan seorang diri tanpa rekan kerja.
Namun profesi beliau sebagai petugas kebersihan kampus adalah salah satu profesi penting yang sering sekali di abaikan. Profesi yang sering dipandang sebelah mata ini, sebenarnya sangat berperan penting dalam siklus hidup sebuah kampus. Dilihat dari beliau bekerja hampir tanpa kenal waktu, di saat pagi buta dengan udara dingin yang menusuk kulit beliau mulai berjibaku dengan sampah-sampah yang berserakan di hampir setiap sudut kampus, siang hari saat matahari dengan teriknya yang menyengat ini berinteraksi kembali dengan sampah yang sudah berserakan lagi di area kampus, saat malam tiba sekali lagi beliau kembali bersiaga dengan sapu dan karung-karung yang dibawa untuk menampung sampah yang selalu ada hampir di setiap sudut kampus walaupun sudah begitu banyak tempat sampah yang disediakan pihak kampus namun kesadaran mahasiswa masih kurang, tanggung jawab yang sangat besar dan kerja keras sebagai petugas kebersihan kampus sangat dia nikmati dengan sepenuh hati.

Maka dari itu sosok seorang pahlawan melekat pada dirinya meskipun kadang terlupakan karena masih banyaknya pihak-pihak yang tidak memahami tugas dan tanggung jawabnya yang begitu besar sebagai petugas kebersihan kampus. Berkat semangat dan kerja kerasnya yang tak pernah pudar membuatnya diakui oleh pihak kampus sebagai petugas terbaik yang di deklarasikan di acara wisuda strata satu dan pascasarjana di Manunggal beberapa hari yang lalu, senyuman yang seolah menandakan kebahagiaan hatinya karena pahlawan yang dulunya terlupakan kini menjadi seorang yang dikenal oleh berbagai kalangan khususnya di kalangan STIK Tamalatea Makassar, Harapan beliau sembari mengakhiri wawancara yakni “Dalam suatu pekerjaan dibutuhkan kerjasama yang baik antara petugas kebersihan dengan pihak kampus maupun mahasiswa agar terbentuk suatu tatanan kebersihan yang mencerminkan kampus kesehatan.” (A.H.M)

LPM Violet Gelar Pelantikan Pengurus dan Musker

Makassar, Violet- Pelantikan Pengurus Baru dan Musyawarah Kerja (MUSKER) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Tamalatea Makassar Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Violet Periode 2015-2016 diadakan hari ini, 15 Juni 2015 di ruangan 203. Dengan tema “Meningkatkan solidaritas dan inovasi baru menuju PERSMA sejati”. Kegiatan berlangsung dengan lancar dan hikmat. Adapun yang  menghadiri kegiatan ini adalah Pembantu Ketua (Puket) III sekaligus melantik pengurus baru LPM Violet, Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (Maperwa), Stering, demisioner LPM Violet dan  tamu undangan yaitu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) STIK Tamalatea serta LPK Gaung, Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia Dewan Kota (PPMI DK) Makassar, KERTAS dan Camel.
Murniati sebagai ketua panitia ia mengatakan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan pelantikan adalah kurangnya dana dan anggota baru yang kurang kompak dalam bekerja.
Jumlah pengurus yang dilantik sebanyak 14 orang dan nama-nama yang dilantik yaitu Habiba, Hadjra Anastasya  arfani, Yulia Setiawati, Mustahar Yusuf, Istyratu Islamia, Muhammad Sigit Yamlean, Winda Novitasari, Riskianti Badaruddin, Yusran M.P Pada, Alvinia Qadri AS, Bartholomeus Mere, Nur Hayuni, Murniati, Gustina.
“Berakhirnya pelantikan tadi menandakan sahnya Kepengurusan LPM Violet angkatan ke 15 sebagai penerus tongkat estafet yang akan tetap  melanjutkan kinerjanya sebagaimana mestinya. Untuk itu saya harapkan kepada teman – teman pengurus agar kedepannya bisa bekerja sama dengan baik untuk masa depan LPM Violet,” ucap Habibah selaku Pimpinan umum periode 2015 – 2016, Senin (15/6).
Selain itu Ketua Maperwa juga berharap untuk pengurus mampu melewati dinamika yang dihadapi dan bisa memberi warna kepada STIK Tamalatea yang lebih baik lagi.

Usai pelantikan kemudian dilanjutkan dengan kegiatan Musyawarah Kerja (Musker) Pers Mahasiswa LPM Violet untuk membahas program kerja LPM Violet selama satu periode kepengurusan ke depan. Kegiatan ini dimulai dari Pukul 14.30 - 19.45 wita. Senin (15/6), (Isti)

Minggu, 14 Juni 2015

DIKSAR KSR PMI Unit 109

Makassar,Violet- Setelah melaksanakan perekrutan tahap tes fisik, Indoor, dan Outdoor, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Korps Sukarela (KSR) Palang Merah Indonesia (PMI) Unit 109 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tamalatea Makassar (STIK TM) kembali mengadakan perekrutan tahap Pendidikan Dasar (DIKSAR) dengan tema “Melalui Regenerasi Kita Kembangkan Potensi dan Semangat Berorganisasi”.
            Kegiatan tersebut diadakan di Pucak, Maros, selama tiga hari. Dimulai pada hari Jumat sampai Minggu, 5-7 Juni, kegiatan tersebut diikuti oleh empat orang peserta yang terdiri dari angkatan 2014. Berikut nama-nama peserta yang mengikuti DIKSAR, yaitu Meliani fitri, Selfiana, Yuliana, dan Dias Syahidah.
“Jumlah peserta yang mengambil formulir sebanyak 20 orang, namun yang mengembalikan formulir hanya 6 orang,” ungkap Roslika selaku ketua panitia DIKSAR
            Kegiatan tersebut merupakan evaluasi dari materi-materi yang didapat pada saat indoor, kegiatan tersebut diisi juga dengan game dan kegiatan lainnya. “Harapan saya untuk angggota baru yang telah mengikuti DIKSAR yang pertama itu etika harus dijaga dan ditingkatkan lagi, serta yang kedua lebih aktif dalam berorganisasi juga akademik,” tambah Roslika, Jum’at (12/6).
            Selain itu, Wiwi Ardila selaku Komandan KSR Unit 109 STIK TM menuturkan harapannya untuk anggota baru “semoga adik-adik anggota baru bisa mengikuti proses dalam berorganisasi, aktif disetiap kegiatan dan yang utama etika harus ditingkatkan”.

            Adapun Kesan Selfiana salah satu peserta yang mengikuti DIKSAR “Awalnya saya merasa sangat takut dan khawatir tentang evaluasi DIKSAR, dan setelah melaluinya ternyata tidak seperti yang saya bayangkan sebelumnya, disana saya banyak mendapatkan pengalaman,” Jum’at (12/6). (ALF).

STIK Kembali Melahirkan Wisudawan Tahun Ini

Makassar,Violet- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Tamalatea Makassar menggelar acara wisuda di gedung Manunggal, jl. Jendral sudirman Makassar, hari kamis tanggal 11 Juni 2015. Pada wisuda tahun ini STIK Tamalatea kembali mencetak 5 wisudawan terbaik. Adapun nama –nama dari wisudawan terbaik adalah Varamitha kirrik, SKM sebagai wisudawati terbaik umum dengan IP 3,75, Dinar, SKM, Indra utama putra, SKM, Risya dwi kusuma putri, SKM dan Azis,SKM. 
“Dalam hidup saya selalu memegang prinsip untuk selalu bersyukur apapun itu hasilnya.  Kali ini Saya juga tidak menyangka bisa mendapatkan penghargaan seperti itu,” ungkap Varamitha, Jum’at (12/6).
Adapun harapan Varamitha untuk STIK Tamalatea yaitu tentunya lebih ditingkatkan khususnya akreditasi, dosen-dosen pun harus berkualitas, pegawainya lebih diperhatikan dan buat mahasiswanya jangan suka demo.
Selain itu, juga terpilih dosen teladan yaitu Eha Sumantri, SKM,M.Kes. sebagai dosen di STIK Tamalatea beliau berharap kualitas dari wisudawan bisa lebih baik lagi. Untuk menciptakan kualitas tersebut masih banyak yang perlu di tingkatkan dari sistem pendidikan. “menurut saya,perlu di tingkatkan sistem pendidikan yang betul-betul sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga mungkin kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berbasis kekinian jadi pengembangan itu harus terus di lakukan sesuai dengan perkembangan masyarakat,Perkembangan penyakit dan sebagainya. Kemudian dilihat dari kebutuhan – kebutuhan apa yang dirasakan oleh masyarakat. Keterampilan dan Ilmu itulah perlu diberikan kepada masyarakat yang dituang dalam sistem pendidikan di STIK Tamalatea,” katanya, Jum’at (12/6).

“Dan untuk  wisudawan terbaik pesan saya,  Apa yang di dapatkan sebagai predikat terbaik itu jadikan sebagai beban. Beban disini artinya mereka harus mampu menunjukkan bahwa mereka memang yang terbaik. Artinya adalah pada saat mereka sudah kembali ke masyarakat dimasa mereka di uji dengan ujian – ujian sebenarnya di hadapkan dengan masalah – masalah masyarakat. Keunggulan yang diterapkan dibangku perkuliahan bisa juga diterapkan di masyarakat tapi jangan sebaliknya, Di kampus unggul tapi di luar tidak mampu berbuat apa – apa. Itu pesan saya untuk mereka dengan tidak berhenti sampai disini tapi mereka harus tetap mengembangkan diri tetap belajar dan belajar dari mana saja apakah itu dari formal maupun nonformal,” tambahnya, jum’at (12/6). (HB)

Sabtu, 13 Juni 2015

Tanpa Kritikan Sesuatu Tak Akan Sempurna


Anti,begitulah sapaan bungsu dari tiga bersaudara. Putri ketiga dari keluarga Alm bapak Hamzah dan ibu Suryati ini. Saat berusia kelas 2 SD ibunda tercintanya dipanggil oleh yang maha kuasa dan beberapa tahun kemudian saat beliau kelas 2 SMP sang ayahpun berpulang ke Rahmatullah setelah itu ia tinggal bersama tante dan kakaknya.
Nama lengkapnya Hardiyanti Hamzah, sosok wanita yang hobi mendengarkan musik  ini lahir di bumi latenritatta 3 September 1990, namun sekarang sudah berdomisili di Permata sudiang raya blok G No.10. Beliau semasa kecilnya bersekolah di SDN 675 pompanoa dan kemudian pindah ke SDN 12/79 mengkuti Almarhum ayahnya yang dulunya sebagai kepala sekolah di SD tersebut. Beliau menghabiskan masa-masa remajanya Di MTSN Pompanoa dan melanjutkan studinya ke SMAN 1 Watampone kemudian melanjutkan studi ketingkat perguruan tinggi di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK ) Tamalatea Makassar.
Semasa  SMP  wanita ini  masuk organisasi Palang Merah Remaja (PMR) dan meski telah ditinggalkan oleh kedua orang tuanya tak menyurutkan semangat dan prestasi beliau saat SMA ia bahkan dipercayakan sebagai ketua PMR. Saat kuliah, pengalaman yang paling mengesankan yang pernah ia lalui adalah pengalaman waktu masa ospek, disana saya mulai belajar kesabaran, disiplin, dan kebersamaan. Yang paling terngiang dulu ada salah satu senior yang menjadi steering, kemudian dibangku kuliah jadi dosen dan sekarang bisa dibilang sudah menjadi sahabat, saya banyak belajar dari dia.  
Selama menuntut ilmu di STIK Tamalatea ia aktif dibeberapa organisasi yakni Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) LPM VIOLET sebagai anggota pendidikan dan latihan (DIKLAT), dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) HIMAPROMKES sebagai bendahara umum dan di Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MAPERWA) sebagai bendahara umum  juga. Berkat kelebihannya mudah bergaul dengan orang-orang di sekitar serta motto hidupnya “pengalaman adalah guru terbaik” membawa beliau sekarang bekerja sebagai admin atau FO disebuah tempat les bahasa Inggris di The International English (IEC).
Sebelum menutup wawancara beliau menyelipkan pesan untuk mahasiswa(i) STIK “tunjukkan kualitas diri kalian kalau kampus  STIK juga mampu bersaing dengan kampus-kampus yang lainnya, serta tak lupa pula pesan untuk kru LPM VIOLET  “perlihatkan dirimu lewat tulisanmu dan tanpa kritikkan sesuatu tak akan sempurna jadi jangan down kalau semua mulut berbicara dan mengeluarkan kritikan untukmu”, tandasnya.(ANN)

Selasa, 09 Juni 2015

Formatur Terpilih Merasa Tertantang Membawa LPM Violet Lebih Maju

Makassar, Violet – Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Violet tahun ini mengadakan Rapat Umum Pers Mahasiswa (RUMPERSMA) di SKB Bantimurung selama dua hari pada tanggal 6-7 Juni 2015.
Adapun yang terlibat dalam RUMPERSMA adalah para demisioner, presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (Maperwa) serta pengurus LPM violet.
Kegiatan ini tidak lepas dari usaha dan kerja keras dari kru LPM Violet. Hal ini diungkapkan oleh Ekki selaku ketua panitia bahwa banyak kendala yang di alami seperti masalah dana.
“kami berusaha mengadakan beberapa bazar makanan yaitu menjual kue donat dan chocolatos, bazar lainnya yang kami adakan, bazar futsal dan bazar tempat. “ ia juga mengungkapkan bahwa suasana kegiatan tersebut sangat menegangkan.
            Diakhir kegiatan ini maka terpilihlah Habibah sebagai formatur LPM Violet untuk periode 2015 – 2016. Setelah terpilih ia merasa tertantang untuk membuat LPM Violet jauh lebih baik kedepannya kemudian disamping itu ia juga merasa bahagia karena telah dipercaya untuk menjadi Pimpinan Umum (PU) yang baru.
          Selain itu, Harapan dari Fahri Rumaf adalah “Harapan saya buat pengurus baru tetap kompak, tanamkan komitmen untuk berorganisasi. Dan untuk PU yang baru harapan saya jadilah penengah dan pengontrol dalam menghadapi setiap problem khususnya internal Violet.” Tutur Fahri selaku demisioner periode 2014 – 2015. Selasa (9/6). (Winda)