iklan tiec

 photo ec_zpsf0cetkly.gif

Jumat, 06 November 2015

Dinamika Kampus Kini Sudah Berubah


Makassar-Violet, Dinamika kampus kini sudah berubah. Budaya dalam upaya pembentukan mental untuk menjadi pribadi yang kritis melalui proses kaderisasi sekarang mulai luntur seiring berjalannya waktu. Hal ini, membangun kontradiksi dan kontrapersepsi di dalam organisasi, senior, dan para alumni yang sangat tahu betul manfaat dari sebuah proses kaderisasi. Ospek merupakan langkah awal bagi mahasiswa baru (MABA) dalam mengenal dunia kampus. Ospek merupakan cara memposisikan maba dengan senior agar budaya saling menghormati tetap terjaga dan utuh.
Namun, beberapa orang memandang ospek adalah kekerasan seperti yang dikatakan oleh Pembantu Ketua (PUKET) III, A.Yusuf, S.K.M, M.Kes di ruangannya. “Ospek sama dengan kekerasan. Keputusan ospek ditiadakan yaitu dari Dikti melalui aturan bahwa ospek, perpeloncoan , dan sejenisnya ditiadakan di perguruan tinggi diganti dengan sosialisasi almamater.”
Perubahan ini dipandang serius dan muncul kecemasan di hati para senior – senior. Yang notabenenya adalah orang – orang yang sangat peduli dengan mortalitas adik – adik mahasiswa baru. Aturan tetaplah aturan dan sudah menjadi keputusan final dari pihak kampus. Pertanyaannya apakah ospek ini dibekukan sampai periode-periode berikutnya?.
 “Ospek, Bina akrab atau inagurasi kedepannya tidak ada lagi, karena hal ini seperti turun temurun dan pasti ada kekerasan di sana. Apalagi bina akrab atau inagurasi kegiatannya di luar, saya khawatir akan terjadi pembalasan dendam,kekerasan, dan lain-lain karena pada dasarnya fisik kita berbeda kekuatannya”, tambah A.Yusuf, S.K.M.,M.Kes. Jumat (02/10)
Disisi lain ungkapan rasa kecewa juga peduli dari seorang mahasiswi STIK TAMALATEA angkatan 2011 jurusan Epidemiologi dan Biostatistik Wulan Eska Arada Bici “saya sangat kecewa dengan ditiadakannya ospek dan bina akrab atau inagurasi. Padahal, itu kan banyak manfaatnya. Tujuan dari kegiatan ospek, bina akrab atau inagurasi dilakukan supaya MABA  dibentuk cara berpikirnya dan hal-hal yang berkaitan dengan dunia kampus. Tujuan lain sebagai proses pendewasaan mental agar secara individu terlibat beda dengan yang lainnya, misalnya cara berpikir, berperilaku, berinteraksi. Kampus ungu kita saat ini lagi krisis mahasiswa, jadi jika kita lemah pada sektor kuantitas, kita berusaha harus kuat pada sektor kualitas agar STIK TAMALATEA tidak kalah saing dengan kampus-kampus lainnya, salah satunya melalui kaderisasi organisasi sebagai landasan terbentuknya manusia-manusia bermental baja. Yang lebih parah lagi pihak kampus mendukung bahwa kegiatan ini ditiadakan ini sangat kontradiktif. Berbeda dengan senior yang saat ini sudah mendapatkan manfaatnya melalui masa-masa seperti itu.”
Memang tidak mudah untuk memasukkan hal yang baru ditengah budaya yang sudah mendarah daging. Butuh proses adaptasi dan pemahaman yang mendalam, agar keputusan perubahan ini diterima.
“Tujuan kegiatan ini adalah pendidikan buat MABA agar mereka lebih menghargai senior, karena pada kenyataan sekarang MABA tidak berperilaku yang sepantasnya, main tabrak-tabrak saja”. Ungkap Dahra Wildana  Mahasiswa Jurusan KL-KK Semester V. Jum’at (2/10) (HB, BL).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar