Makassar,
Violet – Home Based Care (HBC ) Ballatta memperingati hari AIDS sedunia, yang
dirangkaikan dengan pengukuhan pengelola dan pengurus dengan nama yang sama HBC
Ballatta. Selasa, 1 Desember 2015. Kegiatan ini dihadiri oleh wakil
gubernur, walikota pare - pare, pejabat-pejabat pemerintah, Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD), dirut PT. Semen Bosowa, Mahasiwa, dan siswa
SMA/SMK.
Saat ditemui di sela –
sela kesibukannya Farid Satria sebagai penanggung jawab HBC yang
ikut dikukuhkan mengatakan bahwa sebenarnya ada 15 orang pengurus HBC
tetapi hanya 4 orang yang dikukuhkan secara simbolis.
Farid juga mengatakan
“program yang akan dijalankan sebenarnya hampir sama dengan yang lain, seperti Pemulihan
adiksi berbasis masyarakat jadi metode rehabilitasi yaitu 2 bulan rawat inap
dan 4 bulan rawat jalan. Selain itu kami juga menyediakan informasi
bagi teman – teman ODHA dari kabupaten kota ketika ingin mengakses layanan
kesehatan di rumah sakit Makassar kemudian kita berikan dukungan psikososial,
semangat dan informasi kesehatan,” jelasnya.
“Sejauh ini program
yang sudah kami laksanakan yaitu Mengedepankan rehabilitasi dan partisipatif
dengan menggalang semua pihak swasta, pemerintah, komunitas, aktivis dan
LSM untuk ikut dalam berkontribusi terhadap penanggulangan NAPZA dan
HIV/AIDS. Dan hanya di Sulawesi selatan pemerintah memfasilitasi rumah ini
menjadi tempat rehabilitasi” terang Farid. Selasa (1/12)
Adapun visi dan misi
dari HBC yaitu Visi , Pecandu, korban NAPZA dan ODHA yang produktif, sehat
fisik dan psikis serta masyarakat lainnya mewujudkan lingkungan kondusif dan
berkeadilan sosial. Misi, Melakukan upaya pemulihan dan peningkatan
kualitas hidup bagi pecandu, korban NAPZA serta penyadaran partisipatif kepada
seluruh elemen masyarakat.
Tujuan dari HBC sebagai
Rumah atau wadah berbagai informasi dan pengalaman bagi semua individu,
organisasi,Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), SKPD, yang bergerak diisu
pencegahan dan penanggulangan NAPZA dan HIV-AIDS yang berbasis masyarakat.
Rumah atau wadah aspirasi dan informasi dari masyarakat tentang strategi dan
model-model pencegahan Napza dan HIV AIDS yang berbasis masyarakat. Rumah atau
wadah diskusi untuk semua elemen masyarakat terhadap isu-isu update
penanggulangan dan pencegahan permasalahan NAPZA dan HIV/AIDS di wilayah
propinsi Sulawesi selatan. Rumah atau wadah distribusi media KIE Napza dan
HIV/AIDS sebagai bentuk edukasi permasalahan Napza dan HIV AIDS sebagai bentuk
edukasi permasalahan napza dan hiv/aids Rumah/wadah pengobatan, perawatan dan
pemulihan adiksi berbasis masyarakat yang partisifatif bagi korban
penyalahgunaan napza. Rumah atau wadah pengembangan usaha mandiri bagi korban
penyalagunaan napza dan HIV/AIDS demi terciptanya “pencegahan positif” melalui
peningkatan kualitas hidup.
Kepala Biro NAPZA dan
HIV AIDS Setda Prov Sulsel, Ir. Sri Endang Sukarsih, MP menyampaikan bahwa ODHA
lebih banyak menyerang pada laki – laki sebanyak 70% dan sisanya pada
perempuan dan transgender 30%. Ia juga mengungkapkan di Sulawesi selatan
khususnya terjadi peningkatan sebanyak 9.600 orang dari tahun sebelumnya.
Kemudian upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan kesting agar semua harus melakukan
rehabilitasi. NB,NH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar